Press Release : Kampanye Anti Pembajakan Film
7 Agustus 2018
XX1 Plaza Indonesia
“Kampanye ini merupakan program tahunan kami dengan menggunakan IP milik produser anggota APROFI. Tahun ini, kami menggunakan tema dari film Wiro Sableng yang merupakan kerja bersama antara Lifelike Pictures dan 20th Century Fox yang merupakan anggota MPA.” Kata Ketua Umum APROFI Fauzan Zidni pada jumpa pers di XXI Plaza Indonesia.Semakin maraknya pembajakan terhadap film indonesia maupun film asing yang dilakukan melalui sosial media di bioskop perlu disikapi oleh stakeholder perfilman.Salah satu inisiatif yang dikerjakan oleh Asosiasi Produser Film Indonesia (APROFI) bekerjasama dengan Motion Pictures Association (MPA), Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF), Cinema XXI, CGV dan Cinemaxx adalah meluncurkan kampanye anti pembajakan film sebagai bentuk sosialisasi pentingnya menghargai hak kekayaan intelektual. Iklan ini akan diputar di bioskop-bioskop seluruh Indonesia dan di sosial media. Kampanye ini juga didukung oleh berbagai stakeholder perfilman Indonesia seperti Badan Perfilman Indonesia (BPI), Flix Cinema, Kota Sinema, Parfi 56, Rumah Aktor Indonesia,Indonesian Film Director Club (IFDC), Indonesian Film Editor (Inafed), Perusahaan Film Negara (PFN), Indonesian, Penulis Indonesia Layar Lebar (PILAR), Indonesian Production Designer (IPD), Indonesia Motion Picture and Audio Association (IMPAct), Indonesian Cinematography Society (ICS) dan Asosiasi Casting Indonesia (ACI).
Pada kesempatan sesi tanya jawab dengan stakeholder bioskop di Indonesia, pihak Cinema21 diwakili oleh Corporate Secretary Cathrine Keng memberikan penjelasan bahwa saat ini sedang uji coba menggunakan Night Vision Google yang mampu menangkap langsung saat smartphone dinyalakan saat film ditayangkan, petugas security ditempatkan di beberapa titik dan pengunaan cctv camera night vision sangat membantu sekali, walaupun sedikit berbeda dengan pendekatan dari pihak CGV Wisnu Triadmojo dan Cinemaxxtheater- Enrico Fermi tuturnya security mereka berkala masuk ke studio untuk mengecek keberadaan walau selama hanya sebatas menegor dan menghapus file hasil rekaman tersebut belum masuk ke ranah hukum.
XX1 Plaza Indonesia
“Kampanye ini merupakan program tahunan kami dengan menggunakan IP milik produser anggota APROFI. Tahun ini, kami menggunakan tema dari film Wiro Sableng yang merupakan kerja bersama antara Lifelike Pictures dan 20th Century Fox yang merupakan anggota MPA.” Kata Ketua Umum APROFI Fauzan Zidni pada jumpa pers di XXI Plaza Indonesia.Semakin maraknya pembajakan terhadap film indonesia maupun film asing yang dilakukan melalui sosial media di bioskop perlu disikapi oleh stakeholder perfilman.Salah satu inisiatif yang dikerjakan oleh Asosiasi Produser Film Indonesia (APROFI) bekerjasama dengan Motion Pictures Association (MPA), Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF), Cinema XXI, CGV dan Cinemaxx adalah meluncurkan kampanye anti pembajakan film sebagai bentuk sosialisasi pentingnya menghargai hak kekayaan intelektual. Iklan ini akan diputar di bioskop-bioskop seluruh Indonesia dan di sosial media. Kampanye ini juga didukung oleh berbagai stakeholder perfilman Indonesia seperti Badan Perfilman Indonesia (BPI), Flix Cinema, Kota Sinema, Parfi 56, Rumah Aktor Indonesia,Indonesian Film Director Club (IFDC), Indonesian Film Editor (Inafed), Perusahaan Film Negara (PFN), Indonesian, Penulis Indonesia Layar Lebar (PILAR), Indonesian Production Designer (IPD), Indonesia Motion Picture and Audio Association (IMPAct), Indonesian Cinematography Society (ICS) dan Asosiasi Casting Indonesia (ACI).
![]() |
Video Kampanye Anti Pembajakan Film " Wiro Sableng " |
Pada kesempatan sesi tanya jawab dengan stakeholder bioskop di Indonesia, pihak Cinema21 diwakili oleh Corporate Secretary Cathrine Keng memberikan penjelasan bahwa saat ini sedang uji coba menggunakan Night Vision Google yang mampu menangkap langsung saat smartphone dinyalakan saat film ditayangkan, petugas security ditempatkan di beberapa titik dan pengunaan cctv camera night vision sangat membantu sekali, walaupun sedikit berbeda dengan pendekatan dari pihak CGV Wisnu Triadmojo dan Cinemaxxtheater- Enrico Fermi tuturnya security mereka berkala masuk ke studio untuk mengecek keberadaan walau selama hanya sebatas menegor dan menghapus file hasil rekaman tersebut belum masuk ke ranah hukum.
Ada dua tipe penonton yang sering mengambil gambar di bioskop, yang pertama ingin dikenal oleh masyarakat khususnya teman-teman media sosial bahwa hal tersebut keren meningkatan jumlah follower dan yang kedua mereka yang mencari uang dengan menyebarkan dalam situs-situs streaming ilegal, bekerja dalam dua team yang berbeda tugasnya mengambil gambar dan audio kemudian sinkronisasi dan upload ke situs mereka.Terdapat tiga pihak yang dirugikan dari pembajakan film: produsen, konsumen dan negara. Selain jelas merugikan produsen, konsumen juga dirugikan karena tidak jelasnya kualitas dari barang yang dikonsumsi dan negara tidak mendapatkan pajak dari penjualan barang bajakan.” Kata Deputi Fasilitasi Hak Kekayaan Intelektual dan Regulasi Badan Ekonomi Keatif, Ari Juliano Gema. Ari menambahkan sebagai bentuk keseriusan pemerintah dalam menangani pembajakan, pemerintah sedang mempersiapkan pembentukan tim gabungan bersama dengan Direktorat Jendral Kekayaan Intelektual Kemenhukham, Ditjen Aptika Kemenkominfo, Bareskrim Polri dan Kejaksaan Agung.
Berikut ini video kampanye anti pembajakan film yang akan ditayang sebelum film dimulai , silakan klik atau copypaste link yang saya berikan. Semoga penonton Indonesia makin sadar untuk tidak melakukan tindakan tercela karena dibalik sebuah film banyak orang yang dirugikan dan terlibat dalam proses pembuatan film tersebut.
Berikut ini video kampanye anti pembajakan film yang akan ditayang sebelum film dimulai , silakan klik atau copypaste link yang saya berikan. Semoga penonton Indonesia makin sadar untuk tidak melakukan tindakan tercela karena dibalik sebuah film banyak orang yang dirugikan dan terlibat dalam proses pembuatan film tersebut.
Comments
Post a Comment