LOVE IS A BIRD ( Indonesia Movie )
Sutradara : Richard OH
Produksi : Timeless
Picture & Metaphor Pictures
Durasi : 84 Menit
Apa yang anda pertahankan
dikala semua kehidupan kita berantakan, ada kesempatan kedua jika kita
diberikan kehidupan yang lebih baik dari awal hingga akhir, pasti setiap kita
punya jawaban berbeda mengenai arti sebuah kehidupan. Salah satu prahara pernikahan
menjadi pilihan tepat bagi setiap manusia yang ingin berbahagia karena dua insan
dalam segala perbedaan menyatu jika ada yang salah pasti berantakan. Mengapa mengambil
prase Love is a bird, apakah cinta itu mudah sekali pergi tanpa ada rasa
kembali, disaat sepasang burung meninggalkan sarangnya demi mencari makna atau
cinta itu seperti burung bebas kemana dia akan terbang. Film berdurasi 85 menit
ini disebut-sebut terinspirasi dari buku Please Follow Me karya
Sophie Called dan Jean Baudrillard. Ketika cinta sudah tidak dapat
dipertahankan dalam rumah tangga, maka cuma satu jalan mengambil kehidupan
masing-masing tanpa perlu merepotkan pasangan kita untuk kembali, ini yang dialami
Darma (Bront Palarae) saat berada di Jogja ingin menjernikan
pikiran melihat wanita menari di kerumunan masyarakat lalu lalang daerah
Mailoboro sontak mengabadikan wajah manis sang penari dengan fotonya dan
mengikuti kemana dia pergi hingga bertemu pria yang tak lain kekasihnya, Naira
(Ibel Tenny) ingin pergi sekali keluar dari jogja, dia berharap Darma
pria yang barusan dia kenal membawa ke Jakarta, namun Darma sendiri sedang
mengalami masalah yang pelik dalam kehidupan rumahtangga. Kekasih Naira –
Jafran (Ibnu Widodo) juga mengalami masalah tapi takut untuk mengakuinya,
dan Kirana (Gemilang Sinatrya) istri Darma ingin kembali lagi
namun Darma enggan.
Sebuah karya Richard Oh yang
sempat tertunda selama 2 tahun, kisah cinta yang disenikan tak semua orang
mampu mengerti alur cerita padahal pesan yang disampaikan sangat sederhana
dengan pengambilan gambar sangat artistik dan pendekatan emosial tanpa banyak
dialog, Love is A Bird adalah roman sastra seorang Richard OH
terhadap kehidupannya, dalam sesi wawancara singkat Bront Palarae
mengatakan jangan sampai tertidur menghayati film ini, bukan hal yang mudah
dicerna oleh semua kalangan dengan pendekatan psikologis angle camera shot
close up change focus membawa penonton untuk lebih merasakan apa yang sedang
terjadi, pengunaan shaking camera juga terasa menganggu bagi sebagian orang.
Dalam esensi cerita sebenarnya bukan hal yang baru dalam dunia film, sudah banyak
namun film ini serasa tontonan buat mereka yang terbiasa menonton film festival,
anda akan merasa jenuh dalam hitungan menit, datar dan alur lambat belum lagi atmosphere
lingkungan serasa natural mungkin akan merasa terganggu. Yang menarik adalah
lokasi shooting di Jogjakarta dimana lokasinya sangat exlusive, untuk acting saya
berikan applause semuanya tampil maksimal walaupun film LOVE IS A BIRD
sudah dikerjakan 2 tahun yang lalu dan baru sekarang dirilis mulai tanggal 14
November 2019 hanya di beberapa bioskop saja, bukanlah tontonan untuk mengisi
waktu sengang anda karena tidak mudah dinikmati semua kalangan. Overall : 6.5/10
Comments
Post a Comment