Skip to main content

REVIEW : CHILD'S PLAY (2019)


CHILD’S PLAY
Directed : Lars Klevberg
Production : Orion Pictures, United Artists Releasing
Runtime : 90 Minutes
Tahun 1988 muncul sebuah film horror yang berbeda dimana sebuah boneka mampu membunuh seseorang, film tersebut sangat digemari penonton berjudul Child’s Play hingga tahun 2004, deretan film yang terbaik adalah Child’s Play 1 (1988), Child’s Play 2 (1990), Child’s Play 3 (2004). Fenomena ini mengingatkan kita pada cerita horror sejenisnya berjudul IT & Night Of Elm Street (Freddy Kruger), babak baru dalam genre horror tak sekedar cerita Drakula dari tahun ke tahun, kisah mitos dan urban legend juga menjadi inspirasi bagi sineas film Hollywood salah satunya kisah fiksi yang begitu kental dengan dunia anak-anak dalam evil version, sungguh berbeda 180 Derajat cara menikmati sajian film horror. Saat ini produsen film Hollywood giat-giatnya mereboot, remake dan spin off dari karya yang sebelumnya fenomenal tersebut, namun apakah sesuai ekspetasi atau justru membuat dengan teknologi mutakhir malah terlihat jelek dimata pengemarnya.
Disaat perusahaan Keslan Industries ramai-ramai menjadikan boneka robot menjadi asisten manusia dalam kehidupan sehari-hari, boneka berhigh-tech sangat cerdas mampu menangkap sekitarnya juga dilengkapi teknologi internet ke server mereka sehingga apa yang menjadi kebutuhan pelengkap manusia dapat ditanggani dengan baik, namun pada sebuah kejadian salah satu pegawai pembuat boneka Buddi ini kesa lantaran seringkali mendapatkan tekanan dari pemimpinya, maka ditaruhlah alat yang mampu menangkap suara manusia menjadi suara perlawanan dari boneka Buddi ini, hingga di sebuah mall Amerika – pegawai wanita beranak satu ini Karen (Audrey Plaza) ingin menghadiahkan boneka buat anak semata wayang Andy (Gabriel Bateman) yang akan berulang tahun beberapa hari lagi, setelah mendapatkan sebuah boneka Buddi 1.0 “cacat  produksi” dengan cara meminta bagian Gudang untuk tidak membuangnya, Andy begitu semangat melihat boneka kesayangan ada ditanganya, setelah mengikuti prosedur mengaktivasi boneka “berbicara” ini berubah namanya menjadi Chucky, dapat menangkap suara dari pemiliknya disaat merasa kecewa atau marah, bagi Chucky dia harus membela sang majikan apapun resikonya, melihat pacar mamanya Shane (David Lewis) seringkali membuat tidak nyaman terhadap Andy bahkan sempat konfliknya dengannya, maka Chucky tanpa sepengetahuan Andy, dapat membunuh Shane. Rasa takut yang diderita Andy menjadi terbalik keberadaan bonekea tersebut seringkali membuat Andy sangat takut padahal bagi Chucky berharap menerima perbuatannya justru Andy harus dibuang jauh-jauh boneka Chucky. Disinilah sosok Chucky merasa terhina akibat ulah Andy yang telah membuang dalam keadaan rusak dan Chucky membalas dendam terhadap semua apa yang dicintai dalam kehidupan Andy hingga menjurus pada misteri kejahatan yang lebih besar lagi.

Keputusan memilih Sutradara Lars Klevberg yang belum berpengalaman dalam membuat film horror memang sudah menjadi resiko bagi produser film, tapi kesempatan ini dibuat sebaik-baik mungkin, film berdasarkan karya Don Mancini ini memang cukup berat mengingat bagaimana sosok Chucky ditampilkan, pihak Orion Pictures dengan distribusi United Artists Releasing adalah langkah awal sejak Chucky tidak diproduksi lagi oleh Universal Pictures, dengan bujet US$ 10 Million menghasilkan US $ 30,2 Million rasanya sudah kembali modal tapi belum mampu masuk dalam Box Office bulan Juli 2019, semoga ada kenaikan yang signifikan sehingga Chucky aka Buddie dibuat sequel dengan bobot cerita yang sangat menarik. Karakter yang minim menjadikan Child’s Play tidak sebaik versi terdahalu, perbaikan dari wajah Chucky dibuat tanpa ada goretan jahitan yang menjadikan versi Buddi ini terlihat halus ditambah efek karakter menakutkan mampu memberikan kesan horror muncul dengan jelas. Child’s Play bukanlah film horror murni lebih mengarah ke genre Slasher, ada beberapa adegan disensor tapi penonton tetap dapat menikmati alur cerita selama 90 menit dengan cerita yang fun, joke-joke yang mengena sehingga kekurangan dibeberapa tempat dapat tertutupi dengan baik. Tak ada perubahan pendalaman karakter bagi pemain, film ini justru menghibur dari awal hingga akhir tanpa argumentasi panjang lebar setelah menontonnya. Child’s play akan hadir di Indonesia mulai minggu ini di seluruh bioskop kesayangan anda, menghibur dan sangat dinikmati.
Overall 6.8/10

Comments

Popular posts from this blog

Press Release : WESTWORLD Season 2 tayang segera

JAKARTA, 9 Maret 2018 – Drama serial peraih Emmy ® WESTWORLD kembali dengan sepuluh episode di season kedua bersamaan dengan A.S. pada Senin, 23 April jam 8.00 WIB eksklusif di HBO dengan penayangan ulang primetime jam 21.00 WIB di HBO. Tonton episodenya di HBO On Demand. Tonton sepuluh episode dari season pertama serial WESTWORLD yang mendapat pengakuan dari para kritikus, kapanpun di HBO On Demand. Season pertama juga akan tayang setiap Sabtu malam HBO mulai 24 Maret sampai 21 April. Tayang perdana di HBO pada 2016 dan menjadi serial anyar HBO yang paling banyak ditonton, WESTWORLD merupakan perjalanan kelam tentang sebuah awal dari kesadaran buatan dan evolusi dari kejahatan. Pemain dari season pertama antara lain Anthony Hopkins, Evan Rachel Wood, Thandie Newton, Ed Harris, Jeffrey Wright, James Marsden, Tessa Thompson, Sidse Babett Knudsen, Jimmi Simpson, Rodrigo Santoro, Shannon Woodward, Ingrid Bolsø Berdal, Ben Barnes, Simon Quarterman, Angela Sarafy

Press Release Launching Poster PERBURUAN

Press Release Lauching Poster PERBURUAN Jakarta tanggal 27 Juni 2019  - RBOJ Coffee  Sebuah film satu lagi diangkat dari novel karya Pramoedya Ananta Toer segera tayang bertepatan dengan film Bumi Manusia merupakan karya beliau juga, pihak Falcon Pictures sangat antusias ke-2 film ini dapat terlaksana dengan baik saat pengerjaannya hingga kita akan menantikan jadwal edar di bulan Agustus 2019. Dengan tema nasionalisme diharapkan penonton setia film Indonesia makin mencintai negeri ini, menghargai karya anak bangsa dan mendukung setiap perjalanan perfilmaan di tanah air tercinta. Bertepatan salah satu kedai kopi di Jakarta Selatan. Official Poster film PERBURUAN di lauching bersama para pemain seperti Adipati Dolkien (Hardo) , Ayushinta  (Ningsih) , Michael Kho (Prajurit Jepang Shidokan) , Khiva Iskak (Karmin) dan Ernest Samudra (Dipo) sutradara hadir Richard Oh juga Produser Falcon  Pictures Frederica, tak ketinggalan cucu dari Prmaoedya Ananta Toer juga hadir - Angga. Sung

REVIEW : FILM SUSUK : KUTUKAN KECANTIKAN

SUSUK : KUTUKAN  KECANTIKAN Produksi: Legacy Pictures,Visinema Pictures, Goodwork Duration: 102 minutes Dengan tema yang sudah lumrah di kalangan masyarakat khususnya wanita pemakain susuk menjadi bagian bagi mereka yang kurang percaya diri (Insecure) untuk tampil lebih lagi tak sekedar kecantikan belaka. Berawal seorang wanita muda bernama Laras (Hana Malasan) pekerja seks komersial mengalami kecelakan disebuah gedung, kasus tersebut membawa sosok politikus ternama. Sebenarnya Laras ingin keluar tapi kebutuhan dirinya tidak mencukupi, adiknya berprofesi sebagai mua pengantin , Ayu (Ersya Aurela) mencoba menolong lewat jalan pintas orang pintar karena pihak rumah sakit tidak mampu melepas benda asing dalam tubuh Laras, ditemani oleh Arman (Jourdy Pranata) , Ayu pun mencari berbagai cara untuk menyembuhkan Laras dengan pulang ke desanya, Dengan mendatangi Damar (Whani Dharmawan) seorang kepala desa yang membantu Laras dan Ayu setelah orang tua mereka meninggal, Ustad Rahmat (M.N. Qom