PARIBAN : IDOLA DARI TANAH JAWA
Sutradara : Andibachtiar Yusuf
Produksi : Stayco Media
Durasi : 1jam 40 menit
Film perdana dari Stayco Media dibawah Produser Agustinus Sitorus dan yang menjadi sutradara Andibachtiar Yusuf mengetengahkan cerita budaya tanah batak dalam urusan perjodohan, kita mengenal istilah Pariban artinya perjodohan yang berasal dari keluarga wanita/ pria marga sendiri, budaya ini memang sampai sekarang masih menjadi hal yang sering dibicarakan disaat acara besar keluarga Batak tentunya. Maka tak heran kata sindiran mana Pariban mu muncul, kapan dikenalkan Paribanmu ke kami ? Kapan nikah dengan Paribanmu ?, kira-kira seperti itulah yang terjadi dalam budaya Batak. Nah cerita ini diangkat ke layar lebar berjudul PARIBAN : Idola dari tanah Jawa. Tentunya dikemas secara komedi bukan cerita drama serius, karena hal seperti jika dibuat secara serius orang akan banyak mencari kelemahan dalam banyak sisi, namun dalam cerita komedi penonton akan terhibur kelemahan dalam budaya Pariban tidak terlalu menonjol. Kisah inilah yang mendorong sutradara membuat film karena dari sejak kecil berada dalam lingkungan orang batak banyak sekali kejadian-kejadian seperti main catur, main kartu, makan keluarga besar datang ataupun sekedar ngbrol biasa, kebiasan inilah yang akhirnya muncul dalam bentuk layar lebar.
Sutradara : Andibachtiar Yusuf
Produksi : Stayco Media
Durasi : 1jam 40 menit
Film perdana dari Stayco Media dibawah Produser Agustinus Sitorus dan yang menjadi sutradara Andibachtiar Yusuf mengetengahkan cerita budaya tanah batak dalam urusan perjodohan, kita mengenal istilah Pariban artinya perjodohan yang berasal dari keluarga wanita/ pria marga sendiri, budaya ini memang sampai sekarang masih menjadi hal yang sering dibicarakan disaat acara besar keluarga Batak tentunya. Maka tak heran kata sindiran mana Pariban mu muncul, kapan dikenalkan Paribanmu ke kami ? Kapan nikah dengan Paribanmu ?, kira-kira seperti itulah yang terjadi dalam budaya Batak. Nah cerita ini diangkat ke layar lebar berjudul PARIBAN : Idola dari tanah Jawa. Tentunya dikemas secara komedi bukan cerita drama serius, karena hal seperti jika dibuat secara serius orang akan banyak mencari kelemahan dalam banyak sisi, namun dalam cerita komedi penonton akan terhibur kelemahan dalam budaya Pariban tidak terlalu menonjol. Kisah inilah yang mendorong sutradara membuat film karena dari sejak kecil berada dalam lingkungan orang batak banyak sekali kejadian-kejadian seperti main catur, main kartu, makan keluarga besar datang ataupun sekedar ngbrol biasa, kebiasan inilah yang akhirnya muncul dalam bentuk layar lebar.
Halomoan
Bernard Sitorus dipangil Moan (Ganindra Bimo) adalah pria keturunan Batak lahir di Jakarta, berumur 35
tahun sukses dalam pekerjan dan tentunya wanita tapi dalam urusan pernikahan ibunya
Mak
Gondut yang merasa jenuh setiap kali arisan ditanya perjodohan anaknya,
Moan belum yakin untuk memutuskan menikah disaat umur segini. Keinginan ibunya
adalah bertemu Pariban dengan cara adalah kerumah tulang di Samosir – Danau Toba
bertemu Paribannya yang tak lain adalah Uli
(Atiqah Hasiholan) tidak hanya cantik dan pintar yang membuat Moan langsung
jatuh cinta namun saat ini dia dekat
dengan Binsar (Rizki Mocil)
persaingan terjadi ditengah mereka, Moan harus bisa mendapatkan cinta Uli dimata
Binsar. Rasanya
tidak berat bagi Atiqah dalam berperan dibandingkan Ganindra, Rizki dan yang
lainnya karena mereka bukan berasal dari suku Batak, pendalaman karakter dimulai
sejak lama apalagi ketika berada di Samosir bertemu langsung dengan penduduk
asli tanah Batak membuat mereka makin yakin berperan. Bagi Ganindra , Rizki
tantangan yang baru dalam proses sebagai actor. Komedi cukup seru selama adegan
berlangsung ditambah dengan pemandangan Danau Toba yang menajubkan, dan tak
secara langsung mengajak orang datang kembali melihat keindahan Danau Toba tidak
sekedar tahu Pulau Bali saja sebagai destinasi wisata.
PARIBAN
: Idola dari Tanah Jawa, tayang mulai tanggal 9 Mei 2019 disaat bulan puasa,
dan filmnya sendiri tidak semata-mata mengurui dalam bertutur mengenai budaya
Batak tapi memberikan persepsi bahwa menikah tidak harus dengan Paribannya dan
film ini direncakan ada sequel nanti.
Comments
Post a Comment