Setelah Film Trilogi YoWisBen dan Lara Ati melejit, Bayu Skak mencoba kerberuntungan dengan komedi yang berbeda dimasukan ada unsur horor mengelitik, duduk sebagai pemain dan sutradara memang tidak mudah baginya setelah masuk reading dengan beberapa pemain cast yang sudah terbiasa berkerjasama dengannya, para cast menjadikan lokasi shooting terasa nyaman hampir setiap kali take ada canda tawa diantara mereka walaupun lokasi yang dipakai jauh dari gunung karena masuk musim hujan tak heran curah hujan tinggi menjadi tantangan baginya. Film Sekawan Limo dibintangi Bayu Skak, Nadya Arina, Keisya Levronka, Dono Pradana, Benedictus Siregar, Indra Pramujito, Firza Valaza, Devina Aureel, Cak Kartolo, Tini Kartolo, Tri Karnadinata.
Berkisah Bagas (Bayu Skak) bercerita pada podcast pengalaman naik gunung beberapa waktu lalu di Gunung Madyopuro, dia bersama Lenni (Nadya Arina) disaat masuk petugas memberikan arahan larangan selama mendaki tidak boleh menoleh kebelakang selama pendakian tersebut nanti akan mengikuti dan jumlah harus genap tidak boleh ganjil maka Deri (Dono Pradana) sebagai orang berpengalaman naik gunung katanya dia menjadi pemimpin rombongan pendakian tak lama Juna (Benedictus Siregar) ikut serta karena ketinggalan rombongan. Dalam perjalanan menuju pos pertama tak sengaja melihat pendaki lain mengalami kelelahan Andrew (Indra Pramujito), ber-lima-lah mereka mendaki menuju pos berikutnya hingga tujuan utama puncak, tanggal tersebut menjelang malam satu suro yang percaya ada hal-hal gaib akan mereka terima selama dalam perjalanan. Tidak ada satupun yang curiga satu sama lain, namun setiap mereka mengalami hal-hal menakutkan seperti Lanni dihantui Pocong dimana seringkali melihatnya, Deri ternyata punya misi tersembunyi selama dalam perjalanan tapi selalu dihantui setan Debt Collector, Juna selalu buang air besar setelah makan melihat sosok Gondoruwo bahkan Adrew melihat Kuntianak yang siap menerjangnya, hal-hal ini membuat mereka ketakutan dan mereka harus kembali jalur pendakian yang benar. Ketika masuk pos kedua dan ketiga banyak pendaki lain melihat mereka sanggat aneh sekali, muncullah banyak perdebatan akhirnya mereka sadar kalau dari berlima salah satunya bukanlah manusia, dan mulai saling tuduhdiantara mereka bahwa salah satu dari mereka adalah Demit (Hantu/Setan) , namun siapakah hantu tersebut ?.
Dengan referensi podcast selama perjalanan Malang - Surabaya, Bayu mendengarkan cerita horor para pendaki gunung di Jawa Timur, disinilah idenya berasal baginya cerita Horor banyak peminatnya baik itu cerita radio, podcast bahkan layar lebar. Bergenre Komedi Horor dengan ciri khas jawa timuran diharapkan tidak hanya ketawa ketiwi saja ada hal yang disampaikan Bayu. Setiap manusia harus berdamai dengan masa lalunya sering menghantui hingga sekarang jadi susah untuk move on terhadap kehidupan kedepan, hal senada apa yang diinginkan Starvision Chand Parwez Servia, saya merasakan hal yang sama mengilhami ketika menonton Inside Out 2, setiap orang punya masalah dengan diri sendiri, nah hal inilah yang kami angkat ke layar lebar versi kearifan lokal. Tanpa berdamai dengan masa lalu seperti pendaki gunung dia akan naik terus sampe ke puncak tidak boleh menoleh ke belakang, harus optimis, mengampuni masa lalu dan berbuat lebih baik lagi seperti karakter empat sekawan, Apa yang dibutuhkan adalah menghadapinya, alih-alih lari dan menghindar. “Horornya tetap bikin tegang tapi enggak bikin capek pas nonton. Film “Sekawan Limo” ingin membawa hiburan ringan yang bisa bikin kita lupa sejenak sama beratnya kehidupan. Melalui film ini saya juga ingin mengajak penonton untuk bisa berdamai dengan masa lalu mereka, apa pun itu situasinya. Entah itu buruk, bahagia, semua ya dihadapi dan jangan menghindari. Itu juga yang akan ditunjukkan di film ini dari para karakternya,” kata sutradara dan pemeran film “Sekawan Limo” Bayu Skak.Selain menyutradarai, Bayu Skak juga turut bermain dan mengisi soundtrack film berjudul “Gusti, Matur Nuwun”.
Film SEKAWAN LIMO yang tayang mulai 4 Juli 2024 di seluruh bioskop Indonesia, tidak menjual ketakutan belaka tapi rasa persabahatan, tanggung jawab dan cinta kasih keluarga sebagai ciri khas budaya Indonesia tetap dipertahakan . Overall : 8/10
Comments
Post a Comment