Seorang legenda yang telah menoreh sejarah baru musik pop di Indonesia tidak hanya menjadi idola kaum muda tapi juga kemanusian yang selalu dia tonjolkan pada aksi diatas panggung, baginya hanya musiklah yang menyatukan perbedaan pandangan suku ras agama dalam balutan nada nada indah didalamnya, semua lirik lagu selalu bercerita perjalanan hidup pria keturunan Ambon ini. Suara yang khas telah menyentuh banyak hati serta menjadi inspirasi hingga kepergiannya tahun 2020, tahun ini Time International Films, Adhya Pictures dan DAMN i love indonesia pictures mempersembahkan tribute 4 tahun setelah kematian sebagai rasa syukur telah menjadi berkat banyak orang dalam setiap syairnya, bukan sebuah biopik tapi mengambil sisi kehidupan Bung Glenn dalam bermusik dalam judul GLENN FREDLY THE MOVIE. Penayangan spesial screening di kota Ambon dihadiri oleh keluarga besar Bung Glenn pada tanggal 12 April 2024 berdekatan dengan momen peringatan wafatnya Glenn pada tanggal 8 April 2020, kejadian menjadi momen haru sekaligus penghormatan merayakan apa yang diyakini oleh Glenn selama hidupnya.
Pada sela-sela press confrence screening di Epicentrum 24 April 2024, bagi saya terlibat dalam project ini sebagai ucapan syukur saya terhadap kehidupan Glenn secara pribadi berdampak pada diri saya, terlihat saya juga disuport peniuh oleh tim yang luar biasa melebihi apa yang saya pikirkan, kami berharap film ini menjadi inspirasi banyak orang untuk terus berkarya memperjuangkan apa yang yang diyakini menjadi kenyataan, film ini tidak bicara sol musik tapi tentang cinta m keluarga juga sisi kemanusian , kata Lukman Sardi sebagai sutradara. Sisi lain Robert Ronny menambahkan dengan merasakan lagu Glenn kita dibawa pada fase kehidupan, problema yang dia alami hah ini akan menjadi sebuah legacy bagi anak muda. Pandangan sebuah keluarga tidak sempurna menjadi contoh perubahan dari uniknya konflik, aktualisasi diri Bung Glenn bahkan idealialisme kemanusian apa yang diyakini bermusik sebagai ungkapan hati dari kegagalan cinta, berkarir, dan keluarga menjadi sebuah keharmonisan , ungkap Produser film Daniel Mananta.
Alur cerita tidak dimulai dari masa kecil justru awal Glenn berkarir ketika kerusuhan Ambon melanda, belum lagi hubungan keluarga menjadi cerita mengalir juga kisah cinta jatuh bangun dengan wanita. Semua digambarkan apa adanya terasa so so aja dan selama adegan banyak lagu sesuai apa yang dirasakan Glenn sendiri menjadi bagianya dalam cerita ini. Melihat sebuah film tentu ingin ada sesuatu yang diharapkan dengan segala kekurangan dan kelebihan Glenn Fredly The Movie yang dibintangi Marthino Lio, Ruth Sahanya, Bucek, Zufa Maharani, Alyssa Abidin, Sonia Alyssa, Sahira Anjani dan Winky Wirawan. Semua para aktor bermain cukup baik pada bagian masing-masing. Marthino Lio sebagai Glenn mendeliver kehidupan cinta cukup baik walaupun terlihat chemistry kurang antara mereka bukan sebagai suami istri namun yang kedua Mutia Ayu kembali pada tracknya, justru saya melihat kedekataan emosional dengan keluarga sangat terlihat dengan baik, hubungan ayah diperankan oleh Bucek dan Ibunya diperankan oleh Ruth Sahanya menjadi pembuka pintu lembaran baru pengampunan dan egoisme runtuh dalam sebuah pelukan hangat. Bagi saya ada kisah nyata sangat emosional tidak ditunjukan ketika Glen bemain piano melantunkan lagu "Lord Prayer" dengan ayahnya hingga puluhankali membuah seisi rumah menangis dalam kedamaian seorang anak kembali pada ayahnya. Marthino Lio baginya merasa terhormat dan bangga terlibat proyek ini serta cukup berhasil berperan sebagai Glenn dengan aksen Ambon kental, hanya saja belum mampu secara teknis bernyanyi terasa lipsing bagian lagu-lagunya. Nah bagi yang penasaran seperti apa Glenn The Fredly The Movie tayang mulai di Bioskop tanggal 25 April 2024, anda bisa bernyanyi bersama nangis bersama merasakan cinta bersama juga rasa kemanusian bersama karena #SemuaKarenaCINTA
Comments
Post a Comment