KIFF tak terasa sudah masuk tahun ke-7 pada 2016 ini, bertepat di CGV Grand Indonesia Press Con di hadiri oleh pihak kedutaan Korea, Programing CGV Blitz, serta salah satu sutradara Indonesia yang sudah beberapa kali mendapatkan penghargaan di Busan - Korea , Joseph Anggi Noen - menonton film itu membuka hal-hal yang baru dalam diri kita dan kita tidak tepaku pada salah satu style yang ada ( Hollywood ) , Korea telah menyediakan ruang-ruang alternatif menonton film mainstrem itu yang membuat korea menjadi sanggat berkembang . Pada saat Opening Ceremony tanggal 26 Okt 2016 kehadiran salah satu actor Kim In Kwon ( Himalaya ) menambah suasana opening KIFF 2016 langsung pecah penuh tawa karena dia ternyata suka dengan artis kita Julie Estelle dalam film The Raid 2, dan dia merasakan begitu dekat dengan penonton disini . Senang sekali tahun depan bisa bersama-sama dengan penonton Indonesia. Yang menjadi KIFF 2016 begitu istimewa 20 film yang ditampilan ada 5 film Indonesia bernuansa budaya Indonesia dikenalkan dalam program tahun ini, sehingga penonton dari korea yang berada di indonesia bisa menikmati film tersebut. 2 film turut mewarnai sebagai art movie La Bayadere & The Last Empress siap untuk di nikmati
KOREA INDONESIA
FILM FESTIVAL 2016 akan dimulai pada 26 Oktober sampai
30 Oktober 2016 di 6 lokasi CGV blitz yang ada di Jakarta maupun di
kota-kota lainnya. Berikut lokasi-lokasi CGV blitz yang turut berpartisipasi
KIFF 2016 : Grand Indonesia ,Teraskota , Festive Walk Karawang , BIC - Bandung, Sahid J-Walk Jogjakarta serta Marvell City Surabaya. Tak lupa untuk HTM di Jakarta hanya Rp. 15.000/film dan di luar Jakarta hanya Rp. 10.000,- /film, selamat menonton para moviegoers film Korea dan Indonesia .
Berikut in saya berikan sekilas review film opening KIFF 2016
Director : Kim Jee- woon
Kapten Lee
adalah orang Korea yang menjadi polisi Jepang. Dia kini berada di
simpang jalan dalam menghadapi sebuah dilema, memilih untuk tetap
bekerja kepada Jepang yang sekarang menjajah negaranya atau membantu
sekelompok orang yang ingin memerdekakan Korea dari penjajahan. Dengan setting 1920, saat Korea masih dibawah penjajahan Jepang,
semuanya tampak begitu kelam. Dengan alur cerita yang pas, film ini
begitu enak di ikuti hingga membuat durasi yang hampir 2.5 jam, jadi
tidak terasa lama bahkan terasa kurang. Ditambah dengan pergerakan
kamera yang dinamis, hingga membuat film ini tidak terasa monoton. Bukan hanya drama yang dihadirkan disini, tapi juga juga adegan aksi
yang terbilang brutal dan sadis serta banjir darah dan tidak disarankan
di tonton anak kecil dan wanita hamil.Bagi para penggemar film
Korea dengan genre thriller yang bikin deg-degan dan ngilu- ngilu sedap,
pasti bakalan suka sama film ini.(put)
Comments
Post a Comment