WOMAN FROM ROTE ISLAND
Director : Jeremias Nyangoen
Production: Bintang Cahaya Sinema, Langit Terang Sinema
Runtime : 1h 45m
Tidak hanya Indonesia tapi semua belahan dunia manapun tiap hari dan ternyata begitu parah bahkan hal ini terjadi pada lingkungan kecil yaitu saudara sendiri, kasus ini berlarut tanpa kejelasan yang pasti, dan dipandang sebelah mata. Setelah malang melintang dalam festival film indonesia mendapatkan penghargaan dari penulis,sutradara,aktris dan film terbaik 2023 juga mendapatkan beberapa penghargaan diluar negri dan masih lagi mereka berkeliling dalam sekitar ada 17 festival film Eropa serta pertunjukan pada 6 negara. Hal yang mendasar dari ide ini tercetus oleh sutradara Jeremias Nyangoen : mengapa saya tertarik membuat film ini karena ibu saya seorang perempuan, ingin sekali untuk mereka para wanita juga saya membuat riset tentang kekerasan sexual " , dengan pemain lokal organik,butuh dialog daerah cirikhas mereka tanpa mengurangi esensi sebuah akting. Pemilihan aktor-artis lokal NTT juga begitu banyak yang membuat film ini mengesankan muncul senada seperti karakter Orpa, Martha dan karakter lain dalam kehidupan mereka para predator sexual, pengambaran inilah juga menjadi alur cerita dalam Women From Rote Island tindak diskriminasi wanita dan pria begitu terasa bedanya. Kasus lain perdagangan wanita, bulliying, kdrt masih menjadi tanggung jawab kita semua bukan saja pemerintah semoga tidak terjadi kasus serupa di tanah air. Trauma psikologis dapat memicu seseorang menjadi kehilangan akal jiwa merusak dirinya sampai masa tertentu hingga tidak ada jalan keluar, terpaksa dikurung atau dikucilkan. Begitu parah kasus kesehatan mental seperti ini.
Dengan shot-shot ciamik pemandangan alam daerah Rote mengambarkan kedamaian , ketenangan, kebahagian tapi tersimpan rasa pilu yang mendalam dimana Orpa (Linda Adoe), yang baru saja kehilangan suaminya Abram dan tinggal bersama kedua anak perempuannya, Di sisi lain, Martha (Irma Rihi), anak dari Orpa pulang ke kampung halaman membawa trauma kekerasan seksual yang dialaminya saat menjadi TKI di Malaysia, tatapan kosong,tanpa senyuman,tanpa kesedihan mendalam, ada sesuatu yang janggal tapi masa berduka bisa menjdi pemicunya namun beberapa hari setelah masa berkabung munculah kejadian sangat menyakitkan keluarga Orpa, Martha diketahui hamil harus menghadapi diskriminasi dan tradisi dengan berjuang mendapatkan keadilan dari kekerasan yang ia dan anaknya alami. Ketika warga di kampungnya mengetahui kondisi Martha, bukannya mendapatkan perlindungan, Martha justru kembali mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan. Orpa dan keluarganya harus menghadapi diskriminasi dan bertahan dengan kondisi yang tak berpihak pada mereka.
Letak cerita originalitas menjadi power film ini, alur lambat perlahan-lahan memuncak perasaan penonton seakan-akan terlibat dalamnya, begitu juga perpaduan para aktor-aktris kita dibuat menembak siapa sebenarnya pemerkosa martha, seperti film based on true story pada umunnya, begitu natural apa adanya. Secara umum pengambaran adat budaya melekat pada kehidupan sehari penduduk Rote sangat otentik, emosi tertuang bukan pada dialog saja tapi sinematography berperan sangat penting dalam durasi 1 jam 45 menit, memang ada kekurangan dalam segi editing tapi tidak membuat kita gak ngerti apa yang disampaikan oleh penulis dan sutradara membuka mata kita hal-hal yang tragis yang bisa jadi kita sendiri mengalaminya. Oh ya, penjualan tiket didonasikan 2.5 % untuk yayasan KDRT di Indonesia,Jangan
lewatkan kisah yang menyentuh, serta menggugah mulai
22 Februari 2024. Bersama, mari kita sukseskan pesan keberdayaan perempuan
yang diusung oleh Women From Rote Island di Bioskop kesayangan anda.Overall 8.5/10.
Comments
Post a Comment