“KAKA BOSS”
Produksi : Imajinari, JagarthaSutradara : Arie Kriting
Durasi : 2 jam 10 menit
Film
produksi Imajinari kali ini berjudul Kaka Boss yang disutradarai dan ditulis
oleh Arie Kriting sudah tayang diseluruh jaringan bioskop tanah air Indonesia,
film ini menandai debut layar lebar Arie Kriting sebagai penulis dan sutradara.
Film ini membawa kisah yang hangat dari keluarga Indonesia Timur, dimana yang
kita lihat selama ini hanya ada kisah-kisah pilu dari Indonesia Timur yang
telah diangkat ke layar lebar. Produser “Kaka Boss” Dipa Andika menambahkan, Imajinari merasa senang akhirnya bisa mempersembahkan film ini. Sebab, perjalanannya begitu panjang. Bahkan disebut Dipa, embrio filmnya sudah ada sebelum Imajinari lahir.“Ketika keresahan lahir dari kejujuran diri sendiri, akan menjadi karya luar biasa.Jadi itulah mengapa Imajinari mendukung dan memproduksi film ini,” tambah produser “Kaka Boss” Dipa Andika disela-sela press confrence beberapa waktu lalu di Epicentrum Jakarta.
Sinopsis
Kaka Boss akan mengisahkan tentang kehidupan Ferdinand Omakare sebagai Kaka Boss (Godfred Orindeod), ia berprofesi sebagai pemilik Perusahaan yang bergerak dibidang jasa penyedia penagih hutang hingga professional bodyguard. Dengan latar belakang daerah asal dan pekerjaan seperti ini ia kerap dicap sebagai preman, dimana hal ini membuat putri semata wayangnya Angel (Glory Hillary) sering kali malu dikalangan teman-teman sekolahnya. Karena besarnya rasa sayang seorang ayah untuk putrinya, Kaka Boss dikisahkan akan beralih profesi sebagai penyanyi, dengan harapan ia bisa menjadi terkenal dan membuat bangga putrinya, ini juga sebagai cara ia menghapus stigma preman yang melekat padanya.
Film Kaka Boss hadir dengan ide yang segar di tengah gencarnya film horor yang mendominasi perfilman Indonesia saat ini. Dengan membawa talenta-talenta pemain dari Indonesia Timur dalam film ini, membuatnya mempunyai ciri khas tersendiri yang menarik untuk dinikmati, terlebih lagi trio keluarga dalam film ini terasa berhasil membangun kehangatan yang ingin ditampilkan.
Film ini terbilang hadir dengan premis sederhana, seorang ayah yang ingin membahagiakan putrinya, dari premis yang sederhana ini rasanya masih kurang dibangun beberapa detail yang mendukung premis nya. Dalam jalannya cerita kita hanya difokuskan melihat Kaka Boss yang berusaha menyukseskan idenya menjadi seorang penyanyi, hal ini sukses dibangun hanya saja dengan durasi yang hampir dua jam rasanya masih banyak pengembangan cerita yang bisa ditambahkan, karena dengan latar belakang Indonesia Timur saja kita sudah dibuat penasaran akan ada apa saja cerita yang diangkat sebagai pendukung cerita utama di dalamanya.
Beberapa karakter dalam film ini juga kurang dikembangkan, beberapa orang Indonesia Timur yang terlibat contohnya yang menjadi karyawan dari Kaka Boss rasanya hanya kita disuguhkan tokoh-tokoh tersebut tanpa dibuat timbul rasa ketertarikan yang melekat terhadap karakternya, bahkan yang sepertinya solid dibangun adalah karakter-karakter dari tim pekerja dari Alan (Ernest Prakasa). Yang membuat kita betah celotehan ala komedian sebagai tangan kanan Kaka Boss Mamat Alkatiri, Abdur Arsyad, keduanya ngebland menjadi sosok karakter yang bikin ketawa dalam setiap adegannya, Ge Pamunkas mampu mencuri perhatian sebagai tim studio ko Alan, munculnya Elsa Japasal sebagai bukti Ernest pernah meminta dia bermain dalam sebuah filmnya, ya memang karakternya sebatas pemain baru dan pendamping saja tidak lebih begitu juga para pemain lain terbilang masih baru termasuk bagi saya akting Godfred Orindeod cukup baik walau terasa kaku tapi sebagai pemula dia sudah membuktikan mampu tak harus cuma pukul orang saja, Memang masih ada plot hole atau cerita belum dikemas dengan baik rasanya tidak perlu dibuat sequel cukup dibuatkan sitcom mengenai keluarga Omakere seperti Cek Toko Sebelah dari layar lebar ke tayangan streaming.
Untuk komedi dalam film ini rasanya sudah tidak perlu dipertanyakan, dengan latar belakang para komika dan juga posisi Consultant Comedy yang dipercayakan terhadap Arif Brata sudah sukses membuat kita tertawa. Selain itu akan ada beberapa adegan yang tak terbayangkan sebelumnya akan ada, seperti Battle Dance garapan Chun Fungky Papua hadir di dalamnya. Penggambaran dalam beberapa adegan khususnya Battle Dance ini sangat menarik, konsep dan Teknik yang digunakan juga terbilang inspiratif, kita seperti melihat tiap shoot dibuat seindah mungkin dengan Teknik yang baik. “Kaka Boss” dibintangi oleh Godfred Orindeod, Glory Hillary, Mamat Alkatiri, Abdur Arsyad, Putri Nere, Ernest Prakasa, Nowela Mikhelia, Aurel Mayora, Chun “Funky Papua”, Elsa Japasal, Aurel Mayori, Bima Azriel, Reinold Lawalata, Teddy Adhitya,Ge Pamungkas, Priska Baru Sagu, dan Adrian Mattheis. Dengan ending membuat kita sadar perhatian orang tua terhadap anaknya begitu besar rasayanya jangan lewatkan Kaka Boss yang mulai tayang 29 Agustus 2024 di seluruh bioskop Indonesia, film ini salah satu bukti keanekaragaman budaya dapat disaksikan dalam layar lebar baik itu komedi,horor maupun drama, nikmati sajian penuh tawa canda mengharukan perjuangan seorang pria terhadap keluarganya. Overall 8/10.
Reporter : Melissa Syafitri
Comments
Post a Comment