Skip to main content

Review : MIA AND THE WHITE LION

MIA and THE WHITE LION 
Directed : Gilles de Maistree
Production  : Studio Canal
Runtime: 98 Minutes
 
Tidak semua anak mau keluar dari zona nyaman ketika diia berada di lingkungan yang sudah membuat begitu menyenangkan, apalagi tempat tinggalnya jauh dari teman-temannya. Itulah yang dialami oleh Mia (Dannish de Villers) , gadis kecil yang ikut bersama ayahnya di Afrika Selatan dan tinggal pada peternakan singa yang rencananya akan dibuat taman satwa setempat, Mia merasa ini bukan dunianya, satu-satunya teman hanyalah video call tapi ketika natal tiba ada sebuah hadiah menarik, Mia justru melihat binatang kecil ini jorok dan selalu menganggu. Seekor anak singa putih langka, Charlie sebutan singa putih ini, ntah kenapa lambat laun membuat Mia begitu dekat charlie, orangtuanya melarang kalau Charlie ini bukan binatang peliharaan suatu saat akan membunuh dia tak peduli betapa kita sudah punya ikatan batin. Karena suatu hal, ayahnya menjual singa-singa tersebut ke salah satu pemburu. Mengetahui hal tersebut dan membuat Mia justru makin kecewa akan sikap ayahnya, Mia punya rencana membawa kabur Charlie dibawa ke Taman Perlindungan Satwa sangat jauh dari rumahnya, sebuah kebebasan singa langka di Afrika selatan.


Berdasarkan kisah nyata istrinya Prune de Maistree, dia juga sebagai penulis naskah filmnya, ketika berkunjung pada sebuah peternakan singa di Afrika Selatan, dan memang saat ini populasi singa sudah mulai punah di Afrika Selatan akibat undang-undang legal pemburuan singa yang telah diternakan oleh peternak singa setempat. Sebuah undang-undang yang menurut saya justru menghancurkan spesies langka disana tidak hanya singa mungkin binatang lain juga mengalami nasib yang sama, pengambaran Mia kecil hingga dewasa membutuhkan waktu selama 3 tahun, sehingga Dannish de Villers membangun ikatan hubungan yang benar-benar nyata bukan sekedar selama proses shooting saja. Epic journey belantara Afrika dengan warna kuning senja nenambah poin plus film ini, ketika Mia berjalan bersama Singa, saya merasakan psikologis terlihat natural disaat Mia kelelahan dehidrasi, Singa tersebut memberikan semangat untuk berjalan lagi bahkan ketika tengah malam tiba, Charlie menjaga Mia. Walaupun pace cerita sangat lambat selama 98 menit anda akan diberikan cerita yang mengugah hati ketika hubungan keluarga dan binatang menyatu dan tak dapat dipungkiri, film ini mungkin akan berlalu begitu saja padahal pesan moral untuk anak-anak sangat dianjurkan demi masa depan mereka, kehidupan yang sulit akan membuat kita bisa bertahan dan berusaha survive di dunia ini. MIA and THE WHITE LION, kisah drama yang patuh diacungi jempol, Gillesh de Maistree mengajarkan kita untuk selalu menjaga keseimbangan alam, jadilah pelaku empati sosial. Film ini mulai edar tanggal 27 Februari 2019 di seluruh bioskop Indonesia .
Overall : 7.5/10


 
 

Comments

  1. Best film my children and me really love it 😘😘👍👍👍

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

REVIEW : AMBUSH 2023

AMBUSH 2023 Directed : Mark Burman Cast: Jonathan Rhys Meyers, Aaron Eckhart, Connor Paolo Duration: 104 minutes Ya, cerita tentang perang vietnam sepertinya tidak ada habisnya banyak sisi sejarah dipertontokan ntah based on true events atau true story, satu hal memang kisah tersebut masih disukai oleh semua kalangan penonton. Perang antara Vietnam vs Amerika kali ini layak dilihat pada layar lebar karena film ini ada untuk dedikasi para pejuang anak-anak muda belia berjuang demi negaranya sendiri, tidak hanya mengisahkan pertempuran saja, tapi bercerita sebuah misi menyelamatkan sebuah dokumen rahasia pada perang tersebut. Ambush berawal informasi dokumen rahasia yang harus dijaga sampai ke tangan tentara Amerika namun disaat dokumen tersebut tiba justru tak lama kemudian diserang oleh pasukan vietkong secara membabi buta membuat prajurit Amerika berantakan dan musuhpun mendapatkan kembali dokumen tersebut. Jendral Drummond (Aaron Eckhart) memerintahkan pencarian dokumen dengan men

REVIEW : HOMESTAY ( THAILAND MOVIE 2019 )

HOMESTAY (Thailand Movie 2019 ) Directed :Parkpoom Wongpoom Starring : Teeradon Supapunpinyo, Cherprang Areekul, Suquan Bulakul Production : GDH  Runtime : 131 Minutes Mengadaptasi dari novel dan diadaptasi pada anime jepang tahun 2010 berjudul "Colorful" karya Eto Mori, dengan cerita yang sangat menarik bahkan mendapatkan pujian para kritikus begitu mengena hati penonton, nah tahun 2019 salah satu sutradara Thailand - Parkpoom Wongpoom (Shutter, Alone, Bad Genius )  mencoba mengarap dalam live action berjudul " Homestay " ber genre drama romantis plus bumbu sedikit horor dengan tetap pada koridor anak remaja. Film ini dirilis Tahun 2018 bulan Oktober menduduki Box Office urutan pertama dengan penghasilan 37.49 Juta Baht (= -+ Rp 1.677.655.944.48,-) diawal minggu pertama tak heran jika di Thailand mendapatkan sambutan sangat luar biasa, dan kesempatan ini diambil oleh pihak distributor di Indonesia untuk tayang di jaringan CGV,Cinemaxx Theater. Dal

Press Release Launching Poster PERBURUAN

Press Release Lauching Poster PERBURUAN Jakarta tanggal 27 Juni 2019  - RBOJ Coffee  Sebuah film satu lagi diangkat dari novel karya Pramoedya Ananta Toer segera tayang bertepatan dengan film Bumi Manusia merupakan karya beliau juga, pihak Falcon Pictures sangat antusias ke-2 film ini dapat terlaksana dengan baik saat pengerjaannya hingga kita akan menantikan jadwal edar di bulan Agustus 2019. Dengan tema nasionalisme diharapkan penonton setia film Indonesia makin mencintai negeri ini, menghargai karya anak bangsa dan mendukung setiap perjalanan perfilmaan di tanah air tercinta. Bertepatan salah satu kedai kopi di Jakarta Selatan. Official Poster film PERBURUAN di lauching bersama para pemain seperti Adipati Dolkien (Hardo) , Ayushinta  (Ningsih) , Michael Kho (Prajurit Jepang Shidokan) , Khiva Iskak (Karmin) dan Ernest Samudra (Dipo) sutradara hadir Richard Oh juga Produser Falcon  Pictures Frederica, tak ketinggalan cucu dari Prmaoedya Ananta Toer juga hadir - Angga. Sung